Sabtu, 07 Juli 2012

Aturan Berbusana Tak Tertulis di Jajaran Manajemen


Ilustrasi perempuan karier.
Ilustrasi perempuan karier. (sumber: Visualphotos)
Gaya pakaian dan warna busana yang dikenakan orang-orang yang menduduki tingkat manajemen cenderung serupa. Tak peduli apa industrinya. 

Tanpa ada kesepakatan khusus, seperti ada semacam aturan untuk para pemangku jabatan manajemen atas untuk berbusana dan apa yang harus dihindari. Semacam "dresscode". 

Para manager, baik lelaki maupun perempuan, menurut psikolog asal Berlin, Jerman, Lisa Zimmermann selalu mengenakan pakaian berwarna hitam legam dan biru tua, karena ingin dianggap serius. 

"Busana pebisnis punya akar keseragaman. Harus punya efek netral dan memberi kesempatan untuk penambahan aksesori atau lainnya untuk ditonjolkan, bukan si pemakainya," kata Zimmermann. 

Hal di atas memperjelas mengapa pebisnis hanya bereksperimen sedikit pada pakaian, khususnya untuk profesi-profesi klasik di industri perbankan, asuransi, dan hukum. 

Ada beberapa aturan berpakaian perempuan-perempuan manager. 

Terpenting untuk dihindari adalah busana yang tembus pandang, kata pakar busana, berbasis di Jerman, Andreas Rose. Sementara Ulrike Mayer, pengusaha tekstil di Jerman mengatakan, aturan untuk tidak mengenakan sepatu dengan hak supertinggi serta pakaian sangat ketat masih berlaku. 

"Perempuan sebaiknya selalu memastikan dirinya tak tampil seksi secara berlebihan, dan di saat bersamaan, kita tak ingin terlihat terlalu tenggelam dalam celana bahan," kata Mayer. 

Makin sedikit warna yang dikenakan, makin serius efek yang ditampilkan si pemakai. 

"Menggunakan warna yang sedang tren atau motif cetak masih bisa diintegrasikan di dalam blazer atau jas. Idealnya, pola bermula di bagian bawah dada dan menghilang bila blazer atau jas dikancingkan," kata Zimmermann. 

Beberapa warna yang masih bisa dimanfaatkan untuk tampil modis di antara jajaran manager lain adalah warna nude (krim pucat/beige), warna-warna pastel, dan warna-warna sorbet yang lembut. Warna-warna ini akan makin terlihat elegan pada bahan dari sutera. 

Warna merah terang atau hijau rumput umumnya kurang cocok dikenakan di antara kumpulan manager lain. 

Zimmermann mengatakan, untuk urusan koleksi sebaiknya pilih satu jenis yang cenderung tak mencolok. Cukup satu jenis; anting-anting, gelang, kalung, atau bros. Jangan semuanya. 

Sebaiknya hindari gelang berukuran besar untuk urusan kantor, khususnya saat rapat karena bisa menimbulkan bunyi kencang bila menabrak meja, apalagi meja kaca atau laptop

Bila Anda mau memulai mengisi koleksi di dalam lemari pakaian dengan busana-busana yang bergaya ala manager, cobalah mulai dengan koleksi busana yang berkualitas tinggi dan mudah dipadu padan. 

Bisa dimulai dengan beragam blus atau atasan dengan lingkar leher beragam. Untuk dikenakan bersama dengan blazer, sebaiknya hindari busana dengan kerah tinggi. 

Untuk perempuan yang bukan manager utama, masih dimaklumkan bila ingin mengenakan kardigan atau twin set (pasangan kardigan dan dalaman yang biasanya terbuat dari bahan sama). 

Salah satu busana yang disukai perempuan manager adalah rok pensil klasik dengan pinggang tinggi. 

Dikatakan lagi oleh Zimmermann, untuk sepatu, biasanya perempuan manager mengenakan sepatu dengan bagian depan tertutup, kalau pun ingin aksen, umumnya bagian belakang saja yang dibuat terbuka. 

Aksentuasi busana bisa bermain dengan sepatu, ikat pinggang, ataupun scarf

"Tren-tren kelas tinggi sangat bisa dinilai salah tempat di lingkungan kantor, terutama bagi jajaran manajemen. Tetapi ada pengecualian bagi perempuan yang punya posisi supertinggi di perusahaan, karena ia mampu membeli busana-busana semacam itu, namun tak semua industri akan memakluminya," kata Rose. 


http://www.beritasatu.com/karier/53995-aturan-berbusana-tak-tertulis-di-jajaran-manajemen.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar